3eb52f95-0313-4580-b4f2-4cffa230f042
4816069c-8d60-459a-ae56-49af4d9612f9
dbcfdda0-18e9-4d9b-952b-fa6cda258723
e20c1763-0cc1-4c1b-80ad-e8e92b74d2f4
f17afd1b-771b-4b32-b5a4-94eab141e4f4
3453f13c-66cf-4bb1-b697-74f1db919eec
f33aebb0-b86b-467e-82ee-d65bb858ac60
d2f80ada-1528-4dd1-8747-3bd7c979a5b0
WhatsApp Image 2025-08-01 at 15.05.12
WhatsApp Image 2025-08-03 at 19.23.48
previous arrow
next arrow
Daerah  

Kasus DBD di Mukomuko Turun Drastis, Dinkes Ingatkan Warga Jangan Lengah

Daerah, Batuahnews.id – Perubahan cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Mukomuko dalam beberapa pekan terakhir membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat kembali mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hujan yang turun hampir setiap hari disertai kelembapan udara tinggi berpotensi memicu munculnya sarang nyamuk penyebab penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, menyampaikan bahwa tren kasus DBD di daerahnya saat ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

Data dari 17 puskesmas di 15 kecamatan mencatat, sepanjang bulan Agustus 2025 tidak ada laporan kasus baru DBD. Padahal, pada bulan sebelumnya masih ditemukan empat kasus positif, sementara pada Juni 2025 jumlahnya mencapai 14 kasus.

“Kalau kita bandingkan dengan awal tahun, angkanya sudah jauh menurun. Dari Januari sampai Juni, total 65 warga sempat terjangkit DBD. Tapi memasuki Agustus, tidak ada laporan tambahan kasus, dan hingga September ini juga belum ada temuan baru,” terang Bustam.

Penurunan kasus ini disambut baik, terlebih jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2024 lalu. Saat itu, Kabupaten Mukomuko menghadapi 545 kasus DBD dengan lima pasien meninggal dunia akibat terlambat mendapatkan penanganan medis.

Fakta tersebut menjadi catatan penting agar masyarakat tetap disiplin menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menyepelekan gejala penyakit.

Meski angka kasus saat ini nihil, Dinkes menegaskan bahwa upaya pencegahan harus terus dilakukan. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M menguras, menutup, dan mengubur wadah yang berpotensi menampung air masih menjadi langkah paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit.

“Sekarang ini hampir setiap hari hujan. Kami minta masyarakat memperhatikan penggunaan air, terutama air minum agar tidak menimbulkan diare. Untuk DBD, lingkungan harus dijaga kebersihannya. Genangan air dibersihkan, tempat penampungan air dikuras, dan wadah yang tidak terpakai dikubur. Intinya jangan sampai ada tempat nyamuk berkembang biak,” imbau Bustam.

Selain itu, ia menegaskan pentingnya menjaga daya tahan tubuh, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap penyakit musiman. Bustam juga mengajak masyarakat untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala demam tinggi mendadak, sakit kepala, atau muncul bintik merah pada kulit.

“Dengan kondisi iklim yang tidak menentu, Dinkes Mukomuko menekankan bahwa kewaspadaan tetap harus menjadi prioritas utama. “Kita bersyukur kasusnya menurun, tetapi jangan sampai lengah. Begitu kita abai, kasus bisa kembali meningkat,” tutupnya.

Andika Dwi Pradipta

1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *