Top Banner Hari Korpri BNews
Top Banner Hari Polairud BNews
previous arrow
next arrow
Daerah  

Ancaman Binatang Buas Kembali Bikin Resah Warga Mukomuko, LP. K-P-K Mukomuko: Kembalikan Hutan Mereka yang Dirusak

Daerah, Batuahnews.id – Warga Kabupaten Mukomuko kembali dibikin resah oleh binatang buas Harimau Sumatera yang saat ini masih berkeliaran di pemukiman warga.

Bahkan sebelumnya kejadian mengenaskan di Kecamatan Teras Terunjam, warga tewas diterkam oleh binatang buas tersebut.

Kembali benerapa hari lalu, Senin (17/2) tepatnya di Desa Semambang Makmur, Kecamatan Malin Deman, warga sempat dihadang oleh Harimau tersebut.

Dan hari ini, Kamis (20/2) kembali warga Kecamatan Teras Terunjam menemukan anak sapi yang tewas diarea perkebunan warga.

Dijelaskan oleh Ketua Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP. K-P-K) Mukomuko, M Toha, bahwa kerusakan ekosistem menjadi penyebab para binatang buas ini turun gunung.

Karena diduga aktivitas perambahan hutan secara ugal-ugalan oleh yang diduga benerapa pihak perusahaan serta oknum pejabat hingga masyarakat.

Bahkan sesuai yang dikatakan oleh pihak KPHP Mukomuko, kerusakan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Mukomuko sudah mencapai 80%.

Berdasarkan data saat ini, Mukomuko setidaknya memiliki 3 Hutan Produksi (HP), tiga HPT, dan dua Hutan Produksi Konservasi (HPK), dengan total luasan 80.022 Hektare (Ha).

Dengan Rincian Sebagai Berikut:

  1. HP Air Rami: 5.058 Ha
  2. HP Air Teramang: 4.780 Ha
  3. HP Air Dikit: 2.260 Ha
  4. HPT Air Ipuh I: 22.260 Ha
  5. HPT Air Ipuh II: 16.748 Ha
  6. HPT Air Manjuto: 25.970 Ha
  7. HPK Air Manjuto: 2.891 Ha

Khusus HPT diperkirakan sudah dialihfungsikan sekitar kurang lebih 37 ribu hektare. Mulai dari Air Ipuh I, Air Ipuh II, dan Air Manjuto.

” Konflik manusia dan binatang buas ini bukan tanpa sebab. Coba perhatikan habitatnya, berapa ribu hektare hutan Mukomuko ini sudah dialihfungsikan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab,” ungkap M Toha.

Ia menambahkan, ekosistem sudah sangat terancam, para hewan buas ini mungkin saja turun gunung karena mata rantai makanan mereka sudah terputus.

Tidak mungkin mereka sampai ke pemukiman warga mencari makan jika di hutan mereka masih terjaga rantai makanannya. Namun sayangnya, tidak ada tindakan serius dari pemerintah dalam penanganan permasalahan ini.

Sudah jelas dan terang benderang melihat pelanggaran pengrusakan hutan lindung semakin menjadi-jadi, hingga saat ini belum ada tindakan tegas.

” Siap-siap saja kita akan mengalami bencana alam dan hidup berdampingan dengan binantang buas ini kedepan, jika tidak ada upaya serius dalam penertiban di kawasan hutan lindung oleh Pemerintahan,” pungakasnya.

Andika Dwi Pradipta

Top Banner DPRD Mukomuko Marhaban Ya Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *