3eb52f95-0313-4580-b4f2-4cffa230f042
4816069c-8d60-459a-ae56-49af4d9612f9
dbcfdda0-18e9-4d9b-952b-fa6cda258723
e20c1763-0cc1-4c1b-80ad-e8e92b74d2f4
f17afd1b-771b-4b32-b5a4-94eab141e4f4
3453f13c-66cf-4bb1-b697-74f1db919eec
f33aebb0-b86b-467e-82ee-d65bb858ac60
d2f80ada-1528-4dd1-8747-3bd7c979a5b0
WhatsApp Image 2025-08-01 at 15.05.12
WhatsApp Image 2025-08-03 at 19.23.48
previous arrow
next arrow

Target 2025 PUPR Normalisasi Seluruh Jaringan Drainase di Kota Mukomuko

Daerah, Batuahnews.id – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mukomuko melalui bidang Sumber Daya Air (SDA) sudah melakukan survei untuk menormalisasi drainase di beberapa titik di Kecamatan Kota Mukomuko.

Terpantau di lapangan, banyak drainase yang ditumbuhi tanaman air seperti enceng gondok. Tentu ini harus menjadi perhatian serius untuk dinormalisasikan, dikarenakan dapat menyebabkan banjir akibat dari tersumbatnya aliran air oleh tumbuhan air tersebut.

Normalisasi drainase ini menjadi langkah antisipatif untuk mengatasi potensi banjir di musim hujan. Dimana pada musim penghujan di beberapa titik di Kecamatan Kota sering terjadi banjir, yang diduga kuat akibat saluran pembuangan utama air tersebut tersumbat, dikarenakan tumbahan air.

Dijelaskan Kadis PUPR, Ir. Apriansyah, MT bahwa pihaknya sudah melakukan survei ke titik drainase yang ada di Kecamatan Kota, untuk direncanakan normalisasi. Namun pihaknya baru bisa mengusulkan anggaran normalisasi tersebut pada tahun 2025.

“Ini memang menjadi PR besar bagi dinas PUPR. Mengingat kebutuhan anggaran juga cukup besar disana, kita tidak bisa membuang enceng gondok menggali saluran itu, karena sebentar saja itu sudah mulai ketutup. Sementara kita tidak tahu kapan hujan datang kapan airnya penuh yang setiap saat harus kita bersihkan saluran tersebut,” kata Apriansyah.

Dilanjutkannya, bahwa menurut hasil survei drainase atau saluran utama pembungan air itu, ada beberapa titik. Yaitu saluran pembuangan SP6 – SP 3- RSUD terus ke perkantoran pemda kelurahan Bandar Ratu.

Kemudian, drainase pembuangan di Desa Ujung Padang, samping Hotel Madiyara, menuju ke jembatan Bufet Begadang menuju muara sungai Selagan, berikutnya pembuangan Hotel Madiyara ke Kampung Dalam Pasar Mukomuko menuju Pian Benda Padat Karya ke Sungai Selagan dan aliran Pian Kereta ke Sungai Selagan.

“Harapannya kita bisa melanjutkan di tahun 2025, dengan anggaran yang cukup besar dan membuat perencanaannya agar bisa permanen, bisa bertahan lama. Sehingga sederas hujan nanti tidak akan menggenang kecamatan Kota ini,” pungkas Ir. Apriansyah.

Red

1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *